3.2.a.9. Koneksi Antarmateri-Sintesis berbagai materi

·         Kesimpulan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita harus mampu mengidentifikasi dan mengelola sumber daya (aset) yang dimiliki oleh sekolah untuk dapat dijadikan sebagai keunggulan sekolah dalam rangka mewujukan visi dan misi sekolah.

Sekolah sebagai ekosistem adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.

Faktor-faktor biotik:

1.    Murid

2.    Kepala Sekolah

3.    Guru

4.    Staf/Tenaga Kependidikan

5.    Pengawas Sekolah

6.    Orang Tua

7.    Masyarakat sekitar sekolah

Faktor-faktor abiotik:

1.    Keuangan

2.    Sarana dan prasarana

Dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:

1)    Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking).

Pendekatan ini akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

2)    Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking)

Adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. 

Tujuh Aset Utama:

1.       Modal manusia

2.       Modal sosial

3.       Modal fisik

4.       Modal lingkungan

5.       Modal finansial

6.       Modal politik

7.       Modal agama dan budaya

Kesimpulannya, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola dan memanfaatkan berbagai aset-aset yang dimiliki oleh sekolahnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

·         Implementasi di dalam Kelas, Sekolah, dan Masyarakat Sekitar Sekolah

Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, sekolah akan berhasil jika mampu memandang segala aset (sumber daya) yang dimiliki sebagai sebuah keunggulan bukan memandang sebagai sebuah kekurangan. Sekolah akan berfokus pada pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki tanpa lebih banyak memikirkan pada sisi kekurangan yang ada.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dapat diawali dari lingkaran terkecil di dalam sekolah, yakni di dalam lingkungan kelas, di luar kelas/dilingkungan sekolah,  menuju lingkaran yang lebih luas yakni masyarakat sekitar sekolah.

·         Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan memaksimalkan pemanfaatan tujuh aset-sumber daya. Misalnya modal manusia yaitu pendidik/ guru, dengan guru-guru yang profesional dan berkualitas maka guru tersebut akan mampu melihat potensi yang ada pada murid, memilih metode yang tepat untuk murid sesuai dengan potensinya. Dengan demikian capaian belajar akan terlampaui dan murid mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensinya.

·         Hubungan materi ini dengan materi lain

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Filosofi Pendidikan KHD

Murid adalah salah satu aset modal manusia. Murid memiliki minat dan potensinya masing-masing. Seorang pemimpin dalam pengelolaan pembelajaran berperan mengembangkan minat dan potensi murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman untuk mewujudkan kesejahteraan hidup (well-being).

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai dan peran guru penggerak yang dimiliki oleh seorang guru merupakan modal manusia dalam menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman untuk mewujudkan murid dengan profil pelajar pancasila.

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Visi Guru Penggerak

Seorang pemimpin harus mampu menyusun visi dan misi yang jelas, terarah dan tentunya visi yang disusun tersebut harus berpihak pada sumber daya yang dimiliki sekolah utamanya guru dan juga murid. Pemimpin akan mewujudkan visi dengan memetakan kekuatan yang dimiliki sekolah dengan pendekatan inkuiri apresiatif dan tahapan BAGJA.

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Budaya Positif

Pendekatan berbasis aset akan memetakan apa yang dimiliki sekolah sebagai kekuatan dan bersifat positif. Termasuk hal-hal baik yang sudah dilaksanakan di sekolah. seorang pemimpin akan konsisten melakukan perubahan yang positif dan akan melahirkan budaya positif di sekolah.

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Pembelajaran Berdiferensiasi

Aset modal manusia yaitu murid memiliki minat, potensi masing-masing. Seorang pemimpin harus mampu memetakan kebutuhan belajar murid (minat, kesiapan belejar, dan profil belajar murid) kemudian melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi (proses, konten, produk) dengan melihat dari segi positif dari masing-masing murid.

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Pembelajaran Sosial dan Emosional

Potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional siswa. Dengan memiliki 5 keterampilan sosial emosional, sebagai pemimpin akan lebih dapat mengoptimalkan potensi murid.

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Coaching

Dalam pendekatan coaching model TIRTA terdapat tahapan identifikasi masalah yang berisi apa yang telah dilakukan, apa yang dimiliki, dan apa yang menjadi kekuatan coachee. Seorang pemimpin harus mampu menggali kekuatan atau potensi-potensi murid untuk menemukan solusi dari permasalahan sehingga kemampuan murid akan berkembang lebih maksimal.

v  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya – Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelaaran diawali dengan membedakan antara bujukan moral dan dilema etika. Jika merupakan dilema etika maka dilanjutkan dengan 3 prinsip, 4 penyelesaian paradigma dilema etika, dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam pengelolaan sumber daya-aset dibutuhkan kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan saat mengelola sumber daya yang dimiliki.

·         Hubungan Antara Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pelatihan

v  Sebelum mempelajari modul 3.2

Sumber daya-aset hanya terfokus pada apa yang terlihat seperti gedung sekolah. Saya lebih berpikir ke-apa yang harus diperbaiki, apa yang belum kita punya.

v  Setelah mempelajari modul 3.2

Sumber daya-aset ada 7 modal. Tidak hanya aset di sekolah, tetapi juga aset daerah yang berada di sekitar sekolah. Pola berpikir saya bergeser pada – apa yang kita punya, dimasukkan kedalam aset yang mana, bagaimana cara kita memanfaatkan aset tersebut.

·         Pemikiran Apa yang Sudah Berubah Setelah Mengikuti Proses Pembelajaran Dalam Modul Ini

Memetakan aset-aset yang dimiliki sekolah dan diluar sekolah. Melakukan kerjasama dengan aset-aset untuk melaksanakan program-program sekolah yang berpihak pada murid sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi sekolah.

 

Comments

Popular posts from this blog

Merencanakan Aksi Nyata P5 Tema 2 Topik 2: Pemanfaatan Sampah di SMP Negeri 1 Boyolali

1.4.a.6.1 Refleksi Terbimbing-Budaya Positif

Jurnal Refleksi Minggu ke-4